Melaksanakan sunnah mabit di Mina pada hari tarwiyah yaitu pada tanggal 8 Dzulhijjah merupakan agenda rutin KBIHU Aisyiyah pada prosesi ibadah hajinya. Hal tersebut dengan maksud mengikuti (ittiba') kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Hal tersebut menjadi sedikit berbeda dengan runtutan manasik versi Kementerian Agama Republik Indonesia yang hingga tulisan ini diposting, belum menjadikan mabit tersebut menjadi salah satu rangkaian manasiknya. Tentang hal tersebut pastinya Kementerian Agama memiliki pertimbangan dan dasarnya.
Adapun KBIHU Aisyiyah kemudian menjadikan prosesi mabit di Mina sebagai salah satu rangkaian manasik hajinya tentu atas seijin dari Kementerian Agama Republik Indonesia selaku penyelenggara pelaksanaan ibadah haji Republik Indonesia. Dan dalam hal tersebut KBIHU Aisyiyah selalu patuh kepada penyelenggara pelaksanaan ibadah haji. Ada kalanya KBIHU Aisyiyah tidak diijinkan untuk melaksanakan prosesi mabit di Mina pada hari tarwiyah.
Dalam pelaksanaan mabit di Mina pada hari tarwiyah, banyak kegiatan yang dilakukan oleh jamaah haji KBIHU Aisyiyah. Munajat doa serta dzikir tentu menjadi kegiatan utamanya. Selain itu, ketika memungkinkan biasanya KBIHU Aisyiyah di sela-sela kegiatan tersebut melakukan kegiatan survey lokasi jamarat. Tujuan kegiatan tersebut diantaranya adalah agar memberikan gambaran situasi, kondisi serta bagaimana lokasi pada saat jamaah haji KBIHU Aisyiyah menunaikan ibadah melontar jamarat yang sesungguhnya. Darai kegiatan tersebut setidaknya jamaah memiliki gambaran seberapa jauh, bagaimana rute perjalanan berangkat serta kembali dan banyak hal lainnya yang dapat didapatkan dari kegiatan survey tersebut. Ketika jamaah haji sudah lebih dahulu memiliki gambaran situasi dan kondisi tersebut, setidaknya dapat memudahkan mereka pada saat melaksanaakan prosesi pelontaran jamarat yang sesungguhnya, dimana pada saat itu situasi sudah lebih ramai dan bisa jadi sesak dengan jamaah haji dari rombongan lainnya.